Selasa, 27 Maret 2012

Yusuf Al- Qaradawi


Yusuf Al- Qaradawi atau yang akrab dipanggil Sheik Yusuf adalah seorang tokoh radikal Ikhwalunul Muslimin. Sheik Yusuf lahir di sebuah desa kecil di Mesir, desa itu bernama Shafth Turaab yang terletak di tengah Delta pada tanggal 9 September 1926. Pada usia 10 tahun, Sheik Yusuf sudah hafal Al Qur’an. Ia menempuh pendidikan di Ma’had Thantha dan Ma’had Tsanawi, selanjutnya beliau menempuh pendidikan jenjang universitas di Universitas Al Azhar, Fakultas Ushuluddin dan beliau lulus pada tahun 1952.
Sheik Yusuf memperoleh gelar doktor pada tahun 1972, keterlambatan beliau memperoleh gelar doktor ini dikarenakan ia sempat meninggalkan Mesir. Kekejaman rezim yang berkuasa di Mesir saat itu memaksanya untuk berpindah ke Qatar pada tahun 1961, dan di Qatar ia sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Sheik Yusuf juga mendirikan Pusata Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Selanjutnya beliau menetap dan menjadi warga negara Qatar, ia bermukim di Doha.
Sejak remaja Sheik Yusuf telah mengalami banyak pengalaman hidup, ia sempat di penjara pada usia 23 tahun. Saat Mesir dibawah kekuasaan Raja Faruk, ia dimasukkan ke penjara (1949). Ia dimasukkan ke penjara karena keterlibatan beliau di dalam gerakan Ikhwanul Muslimin. Pada April 1956, Sheik Yusuf harus berurusan dengan pihak berwajib karena keterlibatan beliau dalam Revolusi Juni di Mesir. Pa bulan Oktober, Sheik Yusuf harus kembali masuk penjara militer selama dua tahun.
Yusuf Al Kkadawi memiliki tujuh orang anak, yang terdiri atas empat putri dan tiga putra. Ia adalah sosok ayah yang baik, ia membebaskan anak- anaknya untuk menuntut ilmu sesuai minat dan bakat mereka. Sebagai ulama besar, inilah hal yang patut dicontoh para orang tua, beliau tidak membedakan pendidikan untuk anak- anaknya, ia menyamakan pendidikan anak laki- laki maupun anak perempuannya. Salah seorang putrinya telah memperoleh gelar doktor Fisika dalam bidang nuklir dari Inggris. Putri kedunya mendapat gelar doktor dalam bidang kimia, sedang putrinya yang ketiga tengah menempuh studi S3. Anaknya yang nomor empat tengah menempuh pendidikan S1-nya di Universitas Texas Amerika. Anak laki- laki yang pertama menempuh S3 dalam bidang teknik elektro di Amerika, selanjutnya yang kedua belajar di Universitas Darul Ulum Mesir, sedang anak bungsu beliau menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Teknik jurusan listrik. Dapat kita ambil hikmah dari sikap Sheik Yusuf dalam pendidikan anak- anaknya, beliau tidak membedakan pendidikan untuk anak- anaknya. Ia adalah sosok ulamak yang menentang pembagian ilmu secara dikotomis, karena hal itu dapat menghambat kemajuan umat muslim.
Sebagai seorang ulama, beliau terus berusaha menggalang dukungan dunia melaluli berbagai jaringan media. Beliau juga memberi dukungan terhadap para kelompok- kelompok teroris untuk melemahkan penyelesaian damai konflik Palestina- Israel lewat tulisan dan beberapa orasi. Dalam hal pergolakan politik di Timur Tengah pada awal 2001, Sheik Yusuf mengecam para pemimpin rezim- rezim. Sebagai contoh pada 21 April 2011, ketika diwawancarai oleh salah satu jaringan televisi Al Jazeera, beliau mendorong para pejuang Libia untuk membunuh Muammar Gaddafi. Tidak hanya itu, beliau juga menunjukkan dukungannya kepada para rakyat Mesir. Pada 18 Februari 2011 beliau ikut berorasi di Lapangan Tahrir di Kairo, beliau berharap agar bisa melihat Mesir yang merdeka. Beliau menegaskan kepada rakyat Mesir, bahwa beliau ingin bisa merebut Al Aqsa di Jerusalem. Fatwa tersebut hanya sebagian kecil dari catatan Sheik Yusuf dalam usahanya memerangi Yahudi dan Israel.
Yusuf al- Qaradawi sangat antusias memerangi kaum Yahudi dan Israel. Dalam khotbahnya yang disiarkan Al Jazeerah pada 28 Januari 2009, Sheik Yusuf melontarkan kalimat- kalimat pedas, menentang kaum Yahudi. Beliau juga sangat mendukung serangan bom bunuh diri Palestina terhadap warga sipil Israel. Beliau mengungkapkan dukungannya kepada para gerakan militan Palestina, yaitu Hamas, Jihat Islam, dan Hizbullah. Sheik Yusuf juga mengecam upaya perdamain yang di usulkan Israel dan Amerika, menurut beliau itu hanyalah taktik kedua negara untuk menguasai Palestina.
Sheik Yusuf juga mendukung aksi penyerangan terhadap pasukan dan warga sipil Amerika di Irak. Karena sikapnya yang anti terhadap Israel dan Amerika, ia banyak mengalamai beberapa pencekalan, yaitu Sheik Yusuf sejak tahun1999 dilarang masuk Amerika Serikat. Pada Februari 2008, visanya ke Inggris ditolak padahal beliau sedang menjalani perawatan kesehatan. Selain itu Sheihk Yusuf terkenal dengan khutbah-khutbahnya yang berani sehingga beliau sempat dilarang sebagai khatib di sebuah masjid di daerah Zamalik. Alasan penolakan tersebut karena khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini umum tentang ketidak adilan rejim yang berlaku di Mesir kala itu. Inilah sepenggal kisah hidup Yusuf al- Qaradawi, seorang ulama besar sekaligus ayah yang baik. Berjuang untuk umat Islam tanpa mengenal rasa takut, karena beliau yakin Allah selalu mengiringi setiap langkahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar